27 July 2006

Kumpulan Puisi Guratan Hati (2)

GELORA KALBUMU
Gelora kalbumu adalah bianglala terindah bagi jiwaku...
Seluruh syaraf hidupku menggelinjang bahagia menerima cintamu
Walau saat ini hanya hatimu dan bukan seutuhmu yang dalam genggamku..
Walau semuanya masih hanya terucap dalam bisu..
Tapi kadang ..cemburu pada masa lalu datang menantang...
Keraguanpun masih sering tampil menerjang...
Galau.. kalau-kalau yang dihatimu menjadi gersang
Kurasakan dirimu bagai gelombang....
Disatu saat melambung dengan gemilang
Dan sewaktu-waktu bisa terhempas menghilang
Aku tak punya apa-apa selain sebuah makna yang memenuhi dada
Walaupun dalam karsa ingin kuberikan segalanya
Namun terhadang terjalnya tebing kendala..
Cukupkah rasa yang ada kuikat selamanya..,
hanya dengan senandung-senandung cinta...?
Tidak..., desahmu...
Aku butuh sosok yang selalu ada disisi..
Yang bisa diajak untuk membunuh sepi...
Dan bersama-sama merangkai mimpi..
Akhirnya setumpuk tanya.. kugantung ke awan
Haruskah kurelakan dirimu, menggayuh bahagiamu...?, tanpa aku..?
Haruskah kuakhiri rindu-rinduku.. dan kembali dalam hari-hari beku ..?
Kuteriak Tidak..!
Dan akhirnya aku benar-benar kelu
Dalam mencoba berdiri diantara jerit hatimu dan hatiku...
Kulelah dan pasrah...
Sambil terus mencoba menepis resah
Kubiarkan saja semuanya mengambang apa adanya


JAGA DIRIMU BAIK-BAIK
Seperti dalam Kisi-kisi tanpa terali
Kau jalani hari-hari
Menembus sepi diantara sekian mata yang menari
Ditengah-tengah celoteh yang menyakiti
Yang tak peduli lagi akan harga diri yang kau miliki
Mereka obralkan puji yang bukan dari hati
Sekedar membeli senyum dibibirmu
Atau asal bisa menyentuhmu
Atau boleh menikmati cantik wajahmu
Kadang mereka sodorkan goda dan coba-coba.
Dalam canda-canda yang menyembunyikan cela..
Seolah tahu kau tanpa penjaga..
Ingin kubidangkan dada dan kuusir mereka
Atau kugandeng tanganmu
Dan kudekap erat dirimu
Sambil kuumumkan kau adalah milikku
Agar tak ada lagi yang mengganggu
Ingin kuiringi setiap langkahmu disiang hari
mendampingi hatimu agar selalu bisa bernyanyi
menepis resah, duka dan takutmu selama ini
Ingin kujaga malam-malammu
Dan kuselimuti dengan hangatnya cintaku
Supaya lelap tidurmu
Hingga dapat kulihat senyuman damai..
dibibir mungil diatas belahan dagu..
Yang terekah bersama mimpi-mimpi indahmu.


KAMIS KELABU
Saat daun-daun cintamu merimbun dan biru
Saat akar-akar kasihmu makin kuat menyatu
Pintu bernama restu tertutup bisu
Jalan bernama kemungkinan berujung buntu
Kugapai-gapai asa yang makin tak tentu

Dihari Kamis kelabu..
Kudengar pamitmu diantara derai isakmu
Sejuta tangan seolah merenggutmu dari sisiku
Dengan kelu harus kulepas dirimu dari rengkuhku
Aku gagal menahanmu tetap dalam dimensiku

Dada sesak, kerongkongan tersedak, ingin berontak
Mau pasrah, hati teriak gelisah, enggan pisah
Batin terguguk nyalang, menangisi yang hilang
Pandang menerawang dan kaki goyah terguncang
Cinta sejati dan segala warnanya harus melayang
Justru saat sedang semi berkembang
Meninggalkan seonggok hati dalam centang perentang

Membawa pedihnya luka.. kutelusuri hari-hari yang gersang
Mencoba tetap senandungkan tembang walau nadanya sumbang
Dalam lelah.. kucoba tuk menepis resah
Dalam samar.. kugoreskan asa agar tak pudar
Dalam sunyi.. terus kutorehkan mimpi-mimpi
Obsesi dapat menjemput kembali cinta sejati
Yang pada suatu hari dapat kita semaikan lagi
Untuk abadi dan tidak pernah mati

Tuhanku...
Kubersimpuh dibawah kakiMu..
Kutengadahkan kepalaku
Kumemohon belas kasihMu
Kugantungkan segenap harapku

Ijinkan dia bisa kembali dalam ruang hidupku
Biar bisa kuraih bahagiaku
Terjalin bersama perkenan dan pelukan kasihMu..
Tanpa membuat cela dan luka-luka dihati sesama..

Kumpulan Puisi Guratan Hati (1)

TOLONG 1
Tolong...
Pasangkan kembali sayap-sayap
..yang telah patah-patah terbelah
Aku ingin berdiri.., pergi... dan lari...
Meninggalkan mimpi-mimpi


TOLONG 2
Tolong...
Jangan Padamkan kobar api tulus ini...
Baranya menghangatkan dinding-dinding hati ...
Siramkan kesejukan
Tapi jangan bekukan...


MIMPI
Malam makin menggelayut
Sementara kesadaranpun makin tercerabut..
Dibalik kilas keremangan... melintas seraut wajah...
Wajah yang gelisah, lelah dan pasrah
Dalam sendiri dan sepi...
Seperti sedang mencari dan menanti...
Wajahku-kah ...??, bukan....!
Matanya bukan mataku..., tetapi disitu ada bayangku...
Hidungnya bukan hidungku.., tetapi desahnya meniupkan aromaku...
Bibirnya bukan bibirku..., tetapi disitu ada jejakku...
Dari langkah-langkah itu..., akhirnya kutahu itu kaki indah milikmu..
Tetesan bening disudut mata itu menyeret seluruh haruku..
Segera kurengkuh.. dan kudekap dalam sendu...
Dalam lelap kupeluk rindu yang makin biru...
Larut bersama malam yang makin kelam...


Kutatap Sepasang Kupu-Kupu
Sepasang Kupu-kupu
Hinggap di tangkai yang beda
walau pada batang yang satu
Pandang mereka beradu dengan sendu
Menantikan sesuatu yang tak tentu..
Mencoba mengais madu dari bunga- bunga yang mulai layu
Adakah harapan untuk menyatu ?
Seperti alur tangkai itu ?
Ketika kelopak-kelopak kembali tegak
Dan sang madu mengucur tanpa malu
Memuaskan dahaga dengan manisnya bahagia
Yang dapat ditangguk setiap harinya
Tanpa ada jarak lagi diantara mereka..